Penari remaja Indonesia yang menampilkan tarian Aceh berhasil memukau masyarakat Turki dalam acara 475th International Manisa Mesir Paste and Folklore Festival yang diselenggarakan di Manisa, Turki pada tanggal 21-26 April 2015.
Delegasi Indonesia yang diwakili 20 pelajar SMA 28 Jakarta itu mendapat sambutan luar biasa. Acara festival tersebut diselenggarakan untuk
memperingati tradisi budaya dan pengobatan herbal di Turki yang berkembang sejak zaman Ottoman.
Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Turki, Wardana mengakui penampilan delegasi Indonesia menjadi daya tarik bagi masyarakat Turki lebih mengenal Indonesia. Menurutnya, para pelajar yang tampil adalah duta budaya Indonesia yang berperan mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara.
"Keikutsertaan pelajar-pelajar Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia di mancanegara juga diharapkan dapat menarik wisatawan Turki berkunjung ke Indonesia," ujar Wardana dalam siaran persnya yang diterima Sindonews,
Acara festival ke-475 ini diikuti 15 negara, yaitu Albania, Azerbaijan, Bulgaria, Indonesia, India, Georgia, Kazakhstan, Macedonia, Montenegro, Romania, Republik Cyprus Utara, Serbia, Ukraina, Polandia, dan Turki.
Acara festival dimulai sejak tahun 1527-1528 atas permintaan Ibunda Sultan Sulayman dari dinasti Ottoman, yaitu Hafsa Sultan saat itu baru sembuh dari sakit berkat ramuan obat tradisional berbentuk pasta (atau 'macunu' dalam bahasa Turki) yang diracik dari 41 jenis rempah.
Sejak itu, mulai bulan Maret/April setiap tahunnya dilaksanakan pembagian macunu kepada masyarakat dari menara masjid Sultan Camii di pusat kota Manisa.
Pada tahun 2012, International Manisa Mesir Paste and Folklore Festival menjadi salah satu warisan budaya dunia yang masuk dalam daftar UNESCO untuk dilindungi dan dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar